ONGKOS ANGKUT TURUN, KEUNTUNGAN MENINGKAT

 

Gara-gara ongkos angkut yang mahal, biaya naik dan harga hasil bumi jadi mahal. Apakah ada yang ongkos angkutnya Rp 2/kg (dua rupiah per kilogram) untuk setiap kilometernya? Apalagi dengan infrastruktur jalan yang tidak layak, berlubang dan berlumpur?

 

Guna tempat, ini istilah ekonominya. Batu di gunung tidak berharga. Pada waktu batu tersebut dipindah ke kota, orang harus membayar agar dapat menggunakan batu tersebut untuk membangun rumah atau jalan. Perpindahan ini membutuhkan alat angkut. Semakin efisien dan murah biaya angkutnya, harga atas barang menjadi kompetitif, mampu bersaing dengan pedagang lain dan akhirnya akan menambah keuntungan.

 

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk menentukan alat angkut. Yang pertama adalah area dan kondisi jalan yang dilalui. Apabila area yang dilalui ada di dalam proyek pembangunan atau ladang dan bahkan hutan, tentunya tidak dibutuhkan alat angkut jalan raya. Kondisi area memiliki jalan yang sempit, dan tidak rata yang akibatnya kendaraan juga tidak dapat melaju kencang alias hanya dibawah 25km/jam, penggunaan mobil atau kendaraan yang biasa ada di jalan raya tentunya tidak diperlukan.

 

Yang kedua adalah harga alat angkut. Eeeitt... Jangan keburu cari harga murah. Bandingkan antara harga dengan biaya perawatan atau biaya modifikasi yang akan ditimbulkan. Kendaraan second hand memang jadi pilihan, tapi lihat kondisi dan kesesuaian dengan peruntukannya. Apakah masih membutuhkan modifikasi yang cukup berbiaya untuk memaksimalkan fungsi alat angkut? Cek harga suku cadang untuk kendaraan tersebut, apakah ada imitasinya atau tersedia dengan mudah di sekitar dengan harga terjangkau?

 

Kemampuan muatan adalah pertimbangan ketiga. Hal ini terkait dengan barang yang akan diangkut, apakah barang berat atau barang bervolume besar tapi ringan. Ini akan menyesuaikan bak yang dibutuhkan pada alat angkut tersebut dan jumlah trip atau perjalanan yang harus dilakukan untuk operasional sehari-hari.

 

Mari kita bersama-sama menghitung ongkos angkut kendaraan angkut QUICK TRUCK :

 

kapasitas angkut 600 kg dan kecepatan jalan 20km/jam. Jalan dianggap bergelombang atau berlumpur sehingga kecepatan tempuh sangat lambat. Diasumsikan setiap jam menghabiskan solar sebanyak satu liter (1 jam/liter).

 

Umur pakai QUICK TRUCK diperkirakan 5 tahun (60 bulan) atau disetarakan 1.500 hari kerja (apabila 25 hari kerja/ bulan). Setiap harinya dijalankan sekitar 7 (tujuh) jam kerja, umur pakai disetarakan 10.500 jam kerja. Selama umur pakai tersebut dianggarkan biaya perawatan sebesar Rp1.000.000/ bulan. Biaya perawatan meliputi biaya penggantian suku cadang habis pakai (fast moving parts) dan suku cadang yang jarang diganti (medium fast moving part).

 

[/mp_text] [/mp_span_inner] [/mp_row_inner]
Quick Truck Biaya Murah
[/mp_span] [/mp_row]

Dengan data di atas dapat kita hitung :

Harga beli QUICK TRUCK Rp 75.000.000/unit

Harga jual kembali (Harga Bekas) Rp 10.000.000/unit _

Nilai didepresiasikan Rp 65.000.000/unit

Umur Pakai 10.500 jam kerja

Biaya Depresiasi Rp 6.190/jam kerja

Biaya Perawatan Rp 1.000.000/bulan

Pemakaian 175 jam kerja/bulan

Biaya Perawatan Rp 5.714/jam kerja

Biaya Bahan Bakar (20 km/liter) Rp 9.300/jam kerja

T O T A L    B I A Y A Rp 21.204/jam kerja

 

Dengan kapasitas angkut 600kg/jam kerja dan jarak tempuh 20 km/jam, biaya angkut menjadi Rp 35/kg untuk angkutan 20 km, atau Rp 1.7/kg.km.

 

Hitungan ini belum ditambah dengan Biaya tenaga kerja berupa sopir dan tenaga bongkar muat atas barang yang diangkut.

 

QUICK TRUCK adalah alat angkut perkebunan yang bukan hanya handal tapi juga BERBIAYA MURAH, untung meningkat. Tunggu apa lagi, sempurnakan bisnis Anda dengan QUICK TRUCK.

 

No Comments Yet.

Leave a comment