Pengen pendapatan dan hasil panen bersih yang menggiurkan? Investasi harvester atau mesin panen seharga 110 juta akan balik dalam waktu empat bulan? Lha gimana hitungannya? Yuk hitung sama-sama aja.
Sekarang mencari tenaga pemanen sudah sangat sulit. Tenaga muda tidak bersedia bekerja di sektor pertanian. Mereka lebih memilih bekerja di sektor industri. Dengan tidak adanya tenaga pemanen, padi keburu tua dan kualitas padi menjadi turun. Pemanen secara manual juga prosesnya lama, dari potong, “gepyok” sampai karung, dan berdampak pada tingginya angka susut panen sampai 15%.
Kita hitung pendapatan dan penghasilan tenaga panen. Hasil panen ndak usah dihitung tinggi-tinggi, cukup 5 ton per hektare GKP (Gabah Kering Panen). Upah buruh panen biasanya bagi hasil, di banyak tempat ada yang masih 1 : 6, artinya dari 6 karung, tenaga pemanen dapat 1 (satu) karung. Dengan mesin panen, tidak perlu membebani pemilik sawah semahal itu, cukup kita minta 1 : 10. Pemanen sudah ada hasil, pemilik sawah bersuka ria, cukup siapkan karung gabah saja. Wah, murah sekali. Selain bagi hasil, ada juga yang sistem buruh, yaitu pemanen dibayar Rp 200 – 225 rb setiap 1000 meter persegi. Untuk harga GKP, hitung aja harga ndak usah tinggi-tinggi, yang rasional saja Rp 4.250/ kg.
Karena panen tidak serempak, petak kecil-kecil atau areal tidak luas, ditargetkan saja 0.8 Ha/hari atau 8000 m2 per hari. Apabila kapasitas mesin panen 7 jam per hektar, target ini hanya diselesaikan dalam 5 – 6 jam/hari. Kerja santai, jam 3 sore sudah kelar. Tinggal beres-9beres dan pulang. Cari konsumen di sekitar tempat tinggal aja sudah cukup.
Kita hitung, sehari dapat duit berapa ya? Dari bayaran bagi hasil yang dikerjakan per hari dikali harga GKP.
(5.000 kg/ha : 10) x Rp4.250/kg x 0.8Ha/hari = Rp 1.700.000/ hari (satu juta tujuh ratus per hari)
Giliran dihitung ongkos yang dikeluarkan per hari. Setiap daerah tentunya punya tarif yang berbeda-beda, kita pakai yang agak tinggian aja. Kalo bisa menekan biaya akan lebih untung lagi. Bayar operator (1) Rp 150.000/hari dan pembantu operator / kenek (2) Rp 100.000. Sewa mobil L300 untuk angkut ke lahan dan balik ke rumah (3) Rp 150.000, jarak dekat aja tidak lebih 10 km dari rumah. Bahan bakar dan biaya operasional lain disiapkan dana (4) Rp 150.000/hari.
Penting disiapkan cadangan biaya perawatan (5) Rp 200.000/hari. Biaya ini bisa terpakai saat itu atau bisa “ditabung” apabila nanti membutuhkan untuk perbaikan. Pilih mesin yang biaya perawatannya murah dan spare part mudah. Harus pandai pilih mesin harvesternya. Umumnya mesin Harvester import dari luar negeri, spare part jadi sulit dicari. Tidak tersedia di Indonesia. Mesin juga menggunakan mesin silinder banyak yang butuh keahlian khusus untuk perbaikan. Harga spare part pun mahal juga. Sangat disarankan untuk memilih mesin harvester yang menggunakan mesin satu silinder seperti mesin traktor tangan dan memiliki saluran distribusi di sekitar. Akan lebih baik apabila mesin tersebut diproduksi oleh pabrik mesin terpercaya di Indonesia.
Total biaya per hari menjadi berapa ? Tambahkan saja biaya tenaga kerja operator dan kenek, biaya angkut, biaya operasioanal dan cadangan biaya perawatan.
(1) Rp 150.000/hari + (2) Rp100.000/hari + (3) Rp 150.000/hari + (4) Rp 150.000/hari + (5) Rp 200.000/hari =
Rp 750.000/hari (tujuh ratus lima puluh ribu per hari)
Jadi penerimaan bersih per hari menjadi Rp 1.700.000/hari – Rp 750.000/hari = Rp 950.000/hari. Jadi apabila nilai investasi atau harga beli harvester Rp 110 juta, akan kembali modal setelah pemakaian 115 hari operasional.
Quick Harvester QH 11 dengan susut panen hanya 1.5%, layak untuk memenuhi perhitungan bisnis ini. Menggunakan mesin diesel Kubota yang sudah sangat familier di kalangan pertanian Indonesia. Perawatan dan perbaikan tidak membutukan keahlian khusus dengan harga terjangkau. Harvester ini diproduksi oleh produsen traktor tangan QUICK yang menguasai pasar terbesar. Pabrik di Indonesia sehingga suku cadang terjamin dan dapat dibeli melalui tokoquick.id.
Tetapkan pilihan dan yakin pasti untung.
6 Responses