Tanaman melon dapat tumbuh dengan ideal pada kisaran ketinggian 300-900 mdpl. Penyinaran matahari penuh selama pertumbuhan sangat dibutuhkan dengan suhu optimal antara 25-300C. Kelembaban tinggi mengakibatkan melon mudah terserang penyakit, kecepatan angin yang tinggi serta curah hujan yang tinggi akan merugikan tanaman melon.
Tanah yang baik untuk budidaya melon ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.
Lahan untuk budidaya melon sebaiknya digemburkan terlebih dahulu untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah menjadi lebih halus dan gembur dan menghilangkan gulma pengganggu. Untuk proses penggemburan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi mekanisasi pertanian yang telah banyak digunakan. Untuk proses pembajakan lahan melon dapat menggunakan QUICK Cakar Baja dengan kedalaman pengolahan sekitar 15 cm.
Gambar 1. Pembajakan lahan melon menggunakan QUICK Cakar Baja
Setelah digemburkan, tebar pupuk pada posisi rencana akan ditanam bibit melon atau pada jarak 120 – 130 cm. Pupuk dasar yang diberikan berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahkan juga ZA, KCL dan SP-36 masing-masing 375 kg, 375 kg dan 250 kg untuk setiap hektarnya. Campurkan pupuk tersebut dengan menjalankan QUICK Cakar Baja diatas tebaran pupuk tersebut. Biarkan lahan tersebut selama 2-4 hari. Bila pH tanah yang akan digunakan untuk budidaya melon kurang dari 5, berikan dolomit atau kapur pertanian 2 ton per ha. Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3 hari sebelum pemupukan dasar.
Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan mengoperasikan QUICK Cakar Baja + RTH + Ridger. Diantara pupuk yang telah ditabur sebelumnya. Lemparan tanah dari RTH pada waktu membuat parit akan menimpun pupuk yang telah ditebar. Untuk jarak antar tanam antar bedeng 100 cm, lebar ukuran bedengan 70 cm dan jarak antar bedengan atau parit sekitar 30 cm dengan tinggi bedengan kurang lebih 15 – 20 cm. Parit pada bedengan berfungsi sebagai jalan untuk merawat tanaman dan juga sebagai saluran air supaya tanaman tidak tergenang.
Pemasangan mulsa plastik berfungsi untuk mengoptimalkan proses fotosintesis, kondisi tanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit dan menghindari seranggga-serangga pengganggu. Tutup bedengan dengan plastik mulsa hitam perak. Warna hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar. Buat lubang tanam di atas mulsa.
Bibit yang telah disemai kurang lebih 3 minggu dipindahkan kedalam lubang-lubang pada bedengan. Untuk menghasilkan buah yang bagus, tanaman harus ditopang dengan ajir atau tongkat dari bilah bambu 1.5 meter. Pasang anjir sebelum tanaman besar supaya tidak merusak akar. Fungsinya agar buah yang dihasilkan tidak bersentuhan dengan permukaan tanah. Selain itu agar terjadi penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.
Perawatan dengan dilakukan penyiraman rutin dan dihindari terjadi gedangan air. Juga dilakukan pemupukan susulan. Untuk masa vegetatif pada waktu tanaman setinggi 10 cm, gunakan NPK16 16 16 (2kg) dan karate boromit (1kg) dikocor 200 ltr air dengan dosis 200ml/tanaman 2x seminggu. Pada masa generatif gunakan pupuk seminggu 2 kali, NPK grower 15 09 20 (3kg), karate plus boromit ( 1kg) larutkan dalam 200 ltr dan MKP (1kg/200ltr) dikocor 200 ml/tanaman.
Lakukan penyortiran buah hanya maksimal sebanyak 2 butir per pohon untuk mencapai buah yang besar sempurna. Dan pada masa ini berikan pupuk KNO3 1kg/200 ltr air agar buah mencapai kematangan sempurna.
Selamat mencoba.
Bagaimana Tanggapan Pak Bos?