Hama pada Tanaman Kubis dan Pengendaliannya

Dalam budidaya tanaman kubis, Sobat Quick harus memperhatikan tanda gejala hama tanaman kubis untuk menghindari kerugian yang akan ditimbulkan akibat hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Hama pada tanaman kubis akan menurunkan kualitas bahkan mematikan tanaman kubis. Tentu itu bukan kejadian yang Sobat Quick inginkan kan?

 

Oleh sebab itu Sobat Quick harus mengetahui hama tanaman kubis yang sering menyerang serta pengendaliannya. Berikut Mas Quick akan menjelaskan jenis hama tanaman kubis sebagai berikut:

 

Hama ulat daun kubis (Plutella xylostella)

Ulat merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis, dengan serangan yang timbul kadang-kadang sangat berat sehingga tanaman kubis tidak membentuk krop dan panennya menjadi gagal. Ulat ini memiliki ukuran relatif kecil berkisar 5-10 mm, berwarna hijau. Jika diganggu akan menjatuhkan diri dengan menggunakan benang.

 

Upaya Pengendalian

Membersihkan gulma yang menjadi inang untuk meletakkan telur. Mengumpulkan telur, larva, pupa lalu dimusnahkan. Menggunakan perangkap air atau perangkap lekat (perekat) sebanyak satubuah/10 m²dapat digunakan untuk memantau populasi ngengat jantan. Aplikasi pestisida kimia sintetik yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian apabila pengendalian lain tidak dapat mengurangi intensitas serangan hama, misalnya yang berbahan aktif alfa-spermetrin, asefat, abamectin, asetamifrid, bacillus thuringiensis, dan bensultap.

 

Ulat Krop Kubis (Crocidolomia binotalis)

 

Telur berwarna hijau cerah dan muda berkamuflase pada daun setelah menetas ulat berwarna kelabu, kemudian berubah warna menjadi hijau dengan tiga garis putih kekuningan dan dua disamping dengan kepala hitam. Menyerang daun muda sampai habis sampai tidak tersisa, tanaman menjadi rusak dengan adanya kotoran yang masih menempel pada daun. Biasanya ulat berada pada bagian bawah daun karena mereka cenderung menghindari cahaya, jika diganggu agak malas untuk bergerak. Pada hari keempat dan kelima larva akan memakan daun dari bagian bawah dan akan menyebabkan kerusakan yang parah pada daun sebelum ulat bergerak pada pusat tanaman.

 

Upaya Pengendalian

 

Melakukan sanitasi kebersihan kebun, yaitu dengan membersihkan kebun dari bahan-bahan organic yang bisa membusuk yang dapat menjadi sarang tempat hama ini bertelur. Melakukan pola tanam dan pengaturan jarak tanam, jangan menanam dua jenis tanaman yang disukai ulat crop berdekatan. Membuat persemaian di tempat yang tidak terlindung atau mengurangi naungan. Secara mekanis dengan menangkapi langsung hama ini dan dimusnahkan. Dengan menggunakan perangkap yaitu berupa perangkap cahaya. Secara kimia, yaitu dengan penggunaan insektisida alami seperti akar tuba, daun pucung tembakau dan lengkuas dan disemprotkan pada pada daun, batang dan bagian lainnya yang belum terserang.

 

Kumbang Anjing (Phyllotreta vittata)

 

Kumbang ini berwarna coklat kehitaman dengan sayap bergaris kuning. Telur diletakkan berkelompok pada kedalaman l-3 cm di tanah.Panjang larva 3-4 mm. Pupanya berada pada kedalaman tanah 5 cm. Daur hidupnya 3-4 minggu. Daun kubis yang terserang berlubang-lubang kecil. Larvanya seringkali merusak bagian dasar tanaman dekat dengan permukaan.

 

Upaya Pengendalian

Mempersiapkan persemaian agar kondisi pupuk dan air tercukupi. Pengolahan tanah yang baik untuk membunuh telur dan pupa yang ada di dalam tanah dan membersihkan lahan dari gulma. Pada fase awal, penyiraman dilakukan tiap hari (terutama untuk penanaman musim kemarau) untuk menjaga agar pertanaman tidak mengalami kekeringan. Dilakukan aplikasi insektisida kimia sintetik yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian jika pengendalian lain tidak bisa mengurangi intensitas serangan hama.

 

Ulat Grayak (Spodoptera litura)

 

Merupakan salah satu hama yang menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di bawah tanaman, mulsa atau dalam tanah. Pada serangan awal terlihat daun berlubang-lubang, dan kemudian jika dibiarkan akhirnya hanya tertinggal tulang-tulang daun. Hama ini menyerang secara bergerombol karenanya disebut ulat tentara. Serangan berat, biasanya terjadi saat musim kemarau, ketika ulat yang masih kecil sangat aktif makan yang mengakibatkan bagian daun tanaman yang tersisa tinggal epidermis bagian atas dan tulang daunnya saja, kemudian jika ulat sudah besar akan memakan semua tulang daun sehingga menyebabkan tanaman menjadi gundul.

 

Upaya Pengendalian

Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang. Pengolahan tanah yang baik untuk mematikan larva/pupa dalam tanah. Secara kimia dengan penggunaan insektisida bila pengendalian mengurangi serangan hama ini contohnya Azodrin, Thiodan 35 EC, Dipterex 95 SP dan Tokuthion 500 EC.

 

Penanganan hama dengan cara kimia memang lebih cepat dan efektif. Namun tetap mengikuti aturan dan dosis yang disarankan ya Sobat Quick. Agar lingkungan tetap terjaga dan tidak tercemar.

 

Selain hama, momok yang paling menakutkan bagi petani adalah penyakit tanaman kubis. Baca kelanjutannya di artikel

No Comments Yet.

Leave a comment