Musim hujan, bagaikan dua mata pisau bagi para petani. Di satu sisi, hujan memberikan hawa segar yang sangat dibutuhkan oleh ladang dan sawah yang sebelumnya kering. Namun di sisi lain, curah hujan yang tinggi membawa ancaman serius terutama dalam bentuk hama tanaman padi. Jenis hama ini menjadi perhatian utama para petani, mengingat kondisi lahan yang lembab dan berair memudahkan penyebaran hama.
Kondisi lahan yang lembab dan tergenang banjir bukan hanya berpotensi menyebabkan gagal panen, tetapi juga mempercepat perkembangan hama tanaman. Oleh karena itu, selama musim hujan, petani diwajibkan untuk mengenali empat jenis hama tanaman padi yang berpotensi menyerang. Pengetahuan ini sangat penting agar tanaman tetap sehat dan dapat dipanen pada waktunya.
Penyebaran penyakit pada tanaman dapat terjadi melalui angin, air, dan serangga sebagai perantara. Serangga tersebut dapat menyebarkan virus, bakteri, jamur, dan protozoa dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Dalam konteks ini, berikut adalah rangkuman mengenai beberapa jenis hama dan penyakit pada tumbuhan.
1. Hama Tikus (Rattus argentiventer Rob & Kloss)
Tikus, khususnya jenis Rattus argentiventer, telah menjadi ancaman serius bagi tanaman padi (Oryza sativa L.), menyebabkan penurunan hasil produksi yang signifikan. Hama ini cenderung berdomisili di area persawahan dan sekitarnya, dengan kemampuan reproduksi yang sangat cepat. Keberadaan tikus sawah ini menimbulkan dampak serius terhadap produktivitas pertanian.
Hama tikus ini tidak hanya menyerang bagian akar, batang, dan daun tanaman padi, tetapi juga merugikan bulir tanaman, menghambat perkembangan tanaman padi secara menyeluruh.
2. Hama Wereng (Nilaparvata lugens)
Hama ini kerap menyerang tanaman padi pada musim hujan dan juga memiliki dampak merugikan pada tanaman hias. Wereng, sebagai hama tersebut, tumbuh subur terutama di musim penghujan yang lembab dan minim paparan sinar matahari.
Hama wereng menyerap cairan tanaman melalui sistem vaskuler atau pembuluh. Tanaman padi yang terinfeksi oleh hama wereng coklat akan menunjukkan gejala cepat menguning dan mengering. Ciri-ciri tanaman padi yang diserang oleh hama wereng, seperti batang berwarna cokelat, pertumbuhan terhambat, dan tanaman menjadi kerdil, sangat mencolok. Oleh karena itu, penanganan yang efisien terhadap hama wereng menjadi kunci penting untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman padi.
3. Hama Kutu Kebul (Bemisia tabacci)
Kutu kebul, merupakan serangga kecil berwarna putih, umumnya menyerang berbagai jenis tanaman seperti palawija, cabai, sayuran, dan buah-buahan. Hama ini cenderung bersembunyi di balik daun dalam kelompok. Dampak dari serangan kutu kebul terasa ganda karena dapat merusak tanaman dengan berbagai cara. Pada musim penghujan, kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan daun, menimbulkan lubang-lubang pada daun, dan akhirnya dapat menyebabkan kerusakan serta kematian pada tanaman. Serangan kutu kebul menjadi sumber kekhawatiran utama, terutama bagi para petani, karena mampu menyebabkan gagal panen.
4. Hama Sundhep (Penggerek batang)
Hama sundhep merupakan ancaman serius pada tanaman padi yang dapat menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan. Serangan hama ini dapat dengan mudah diketahui dari hama putih palsu berwarna putih yang dapat mudah terlepas ketika ditarik. Dengan cirinya ulat super kecil berwarna putih yang masuk kedalam batang padi dan memotong titik tumbuh utama
Tips pencegahan dan metode yang efektif agar tanaman padi dapat terhindar dari serangan hama versi Mas Quick:
Pemilihan Benih yang Sehat: Pemilihan benih yang sehat merupakan langkah pencegahan utama agar tanaman tidak rentan terhadap serangan hama selama musim hujan. Benih yang sehat cenderung memiliki daya tahan yang lebih kuat dibandingkan dengan benih yang tidak sehat. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam dari benih yang sehat memiliki kemampuan lebih baik untuk bertahan jika terkena serangan hama.
Perhatikan Jarak Tanaman: Setiap kali menanam tanaman, penting untuk menyemai benih dengan jarak yang seragam, tidak terlalu rapat maupun terlalu terpisah. Menjaga jarak yang tepat antara tanaman akan membantu menjauhkan tanaman yang mungkin terinfeksi dari tanaman yang sehat, sehingga mengurangi risiko penyebaran hama. Dengan demikian, tanaman yang terinfeksi dapat segera diisolasi dari tanaman lainnya.
Penggunaan Insektisida atau Pemberantas Hama: Jika serangan hama masih terjadi meskipun sudah mencoba metode pencegahan alami, maka disarankan untuk menggunakan bahan kimia seperti insektisida. Namun, penting untuk memperhatikan dosis yang digunakan agar tanaman tidak mengalami kelebihan zat kimia yang dapat menyebabkan layu atau bahkan kematian.
Dengan mengenali dan memahami jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman, para petani dapat mengambil langkah-langkah preventif yang tepat untuk menjaga kesehatan tanaman dan meminimalkan risiko kerugian hasil panen.
(Rinal, 05/02/24)
Bagaimana Tanggapan Pak Bos?