Persiapan Lahan Kentang

Setelah mengetahui syarat-syarat untuk budidaya kentang, sekarang pada bagian kedua ini, Mas Quick akan menjelaskan tentang pembudidayaan kentang secara lanjut, mulai dari persiapan lahan hingga ke penanaman kentang. Agar lebih cepat langsung saja kita simak artikel berikut ini.

 

Persiapan Lahan

1. Pengolahan Tanah

Dalam budidaya kentang, dibutuhkan keadaan tanah yang gembur dan tidak padat. Oleh karena itu dibutuhkan proses pengolahan tanah untuk memastikan lahan yang digunakan merupakan lahan yang gembur dan halus serta siap digunakan untuk  budidaya tanaman kentang. Untuk tahap awal, pengolahan tanah yang dilakukan adalah mencacah tanah yang masih dalam keadaan kasar menjadi lebih halus. Saat ini proses pencacahan tanah dapat dilakukan menggunakan teknologi mekanisasi. Proses pencacahan secara mekanisasi tersebut menggunakan QUICK Cakar Baja  + Blade J  dengan kedalam kerja sekitar 15 cm.

Pengolahan tanah menggunakan Quick Cakar Baja + Blade J

2. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah selesai pengolahan tanah dengan tujuan lahan yang akan digunakan lebih gembur dan siap ditanami kentang. Pupuk ini dapat berupa pupuk kandang (dari kotoran sapi), pupuk kompos (dari sisa sayuran dan tanaman) maupun pupuk buatan. Pupuk yang diberikan dapat berupa TSP sebanyak 300 kg - 350 Kg per hektar dan pupuk organik sekitar 20 - 30 ton per hektar. Tanah yang telah diberikan pupuk diolah kembali dengan cara mencacah agar pupuk yang telah diberikan tercampur secara merata. Proses mencacah dapat menggunakan  QUICK Cakar Baja + Blade J.

Pengolahan lahan setelah diberi pupuk menggunakan QUICK Cakar Baja + Blade J

3. Pembedengan

Setelah selesai pemupukan, proses berikutnya adalah pembuatan bedengan. Bedengan digunakan sebagai tempat penanaman kentang. Selain itu, bedengan dapat memudahkan petani untuk merawat tanaman kentang dan menghindarkan tanaman kentang dari genangan air apabila terjadi hujan.

Ukuran bedengan untuk lahan kentang yaitu, lebar sekitar 60 cm, panjangnya disesuaikan kondisi tanah, tinggi bedengan lebih kurang 20 cm dan jarak antar bedengan (lebar parit) sekitar 20 cm.

Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan menggunakan QUICK Cakar Baja + Blade J + Ridger.

Ukuran bedengan :

Lebar : 60 cm        Jarak antar bedengan : 20 cm        Tinggi : 20 cm

Sketsa bedengan lahan kentang

4. Pemasangan Mulsa

Bedengan yang telah jadi kemudian ditutup dengan plastik mulsa. Pemasangan plastik ini bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah serta mencegah tumbuhnya tanaman pengganggu. Setelah dipasang, diamkan selama 5-10 hari kemudian mulsa dilubangi dengan diameter 5-7 cm dengan jarak 30 x 70 cm (sesuai jarak tanam).

Lahan kentang yang telah dipasangi mulsa

 

Penanaman

Waktu tanam yang sesuai sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Waktu tanam yang paling baik di daerah dataran tinggi adalah pada kondisi cerah. Khusus di dataran menengah waktu yang baik adalah musim kemarau agar pada saat pembentukan umbi  kentang keadaan suhu malam hari paling rendah. Sebelum siap ditanam, umbi bibit harus disimpan dulu selama kurang lebih tiga bulan. Fungsinya agar mengetahui bibit kentang yang bisa bertunas dengan baik, karena umbi kentang mempunyai masa dormasi.

Umbi yang telah bertunas, diseleksi untuk melakukan pemangkasan tunas. Tunas yang panjangnya lebih dari 2 cm dibuang, karena tunas yang terlalu panjang kurang baik untuk ditumbuhkan. Penanaman bibit kentang yang baik dilakukan pada pagi atau sore hari. Penanaman pada siang hari dapat menyebabkan kelayuan sehingga tanaman terhambat pertumbuhannya, bahkan tanaman menjadi mati. Berat umbi yang baik untuk bibit berkisar 30-50 gram per buah. Letakan umbi yang telah dipangkas di dalam lubang-lubang mulsa dengan kedalaman lubang antara 8 - 10 cm

 

Klik disini untuk mengetahui pemeliharaan dan pemanenan tanaman kentang.

No Comments Yet.

Leave a comment