Ridger dan Rotary Transmission Housing (RTH)
Setelah Pak Boss memahami cara memilih Kultivator dengan menyesuaikan Pisau Rotari dan Mesin Penggerak dengan tipe tanah dan komoditas yang akan ditanam, masih ada tips yang harus disimak dalam pemilihan perlengkapan Kultivator.
Kultivator pada dasarnya adalah alat multifungsi untuk mengolah lahan. Banyak implemen atau perlengkapan yang dapat digabungkan pada mesin dalam rangka menunjang kemudahan dalam pengolahan tanah dan menciptakan efisiensi berbiaya rendah dalam pengolahan komoditas. Apa saja perlengkapan yang dapat diaplikasikan. Kita bahas satu persatu.
Apabila Pak Boss menghendaki pembuatan guludan atau bedengan, akan dibutuhkan perlengkapan bernama ridger. Sebuah alat seperti mata bajak dengan dua daun atau sayap, yang digunakan untuk membelah gundukan tanah. Beberapa merek kultivator sudah menyediakan ridger, tapi Pak Boss dapat saja terkecoh. Hasil buangan tanah, tidak menghasilkan parit dan guludan yang sesuai dengan keinginan.
Ridger harus dapat diatur melalui lebar daun/sayapnya untuk mengatur lebar parit yang akan dihasilkan. Kebutuhan lebar parit menyesuaikan dengan komoditas yang akan ditanam. Contoh, tanaman kentang membutuhkan parit dengan lebar 20 cm, sedangkan cabai membutuhkan parit dengan lebar sampai 60 cm, bahkan ada yang menghendaki 80 cm. Untuk itulah butuh ridger yang dapat diatur lebar kerjanya.
Ridger juga harus dapat diatur kedalamannya. Harus terdapat tuas untuk mengarahkan ridger agar terbentuk parit dengan kedalaman seperti dikehendaki. Kedalaman parit pada tanaman dipengaruhi atas jumlah air yang tersedia dan karakter tanaman, karena parit pada dasarnya memiliki fungsi sebagai pengendali air pada metode tanam. Beberapa komoditas menghendaki parit hanya 10 cm, tapi ada juga yang membutuhkan kedalaman sampai 40 cm.
Bentuk daun/sayap juga sangat mempengaruhi hasil lemparan tahan ke samping. Bentuk yang tidak sesuai hanya akan membuat alur yang tidak jelas atau bahkan hasil buangan masuk lagi ke parit yang sudah terbentuk. Beberapa ridger yang banyak dibuat kadang sangat berat yang justru akan memberi beban berlebih terhadap kultivator.
Cara penggunaan ridger ada beberapa cara. Cara yang paling mudah adalah menggemburkan tanah dengan pisau rotari dan di bagian penggandeng belakang diberi ridger. Kultivator mencacah sambil membuat parit. Hal ini bisa dilakukan apabila tanah relatif gembur dan parit yang dibutuhkan tidak terlalu dalam. Untuk hasil dengan parit yang lebih dalam, tanah lebih dahulu digemburkan baik dengan bajak atau dengan mencacah dengan pisau rotari. Baru kemudian di buat parit dengan ridger, bisa dengan roda karet/roda besi atau dengan pisau rotari.
Ingin lebih dalam lagi? Rotary Transmission Housing (RTH) adalah perlengkapan yang Pak Boss butuhkan apabila menghendaki parit pada guludan yang lebih dalam sampai dengan 40 cm dengan lebar maksimal sampai 60 cm. Tidak semua kultivator memiliki perlengkapan ini karena kultivator tersebut harus memiliki fasilitas PTO (Power Take Off). Dengan perlengkapan ini, putaran pisau dipercepat yang berakibat tanah terlempar jauh ke samping. Guludan akan menjadi sempurna, apabila ditambahkan ridger di bagian belakang yang berfungsi untuk meratakan dinding parit.
QUICK telah menyediakan ridger. Bahkan dilengkapi dengan fasilitas perata untuk menghasilkan guludan yang cantik dan siap untuk diberi plastik mulsa. Ridger dapat digunakan baik untuk Cakar Baja, Cacah Bumi maupun Cakar Baja Mini.
RTH (Rotary Transmission Housing) hanya dapat diaplikasikan pada Cakar Baja karena telah dilengkapi PTO sebagai penggeraknya. Mesin penggerak yang dibutuhkan apabila memakai RTH harus dengan mesin 6.5 HP atau setara Honda GX 200.
Perlengkapan dan kultivator apa yang Pak Boss butuhkan? Tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan. Nantikan edisi selanjutnya untuk menambah wawasan tentang kultivator dan perlengkapannya yang sesuai dengna kebutuhan. Kunjungi www.quick.co.id untuk informasi yang lebih jelas.
Bagaimana Tanggapan Pak Bos?