Bulan Agustus oleh para leluhur kita disebut Mangsa Katiga. Langit selalu cerah tanpa awan tergantung untuk menurunkan hujan. Sungai mengering, tanah merekah. Sumur padha asat, kangelan golek banyu resik (sumur mengering, kesulitan mencari air bersih). Para leluhur menanam berbagai komoditas pangan yang tahan terhadap kekurangan air. Jagung, ketela pohon (singkong), jewawut, dan juga kedelai menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok sebagai pengganti beras.
Pada zaman sekarang, musim kemarau adalah waktu petani mengeruk keuntungan dengan tanaman bernilai ekonomi sangat tinggi. Tembakau, cabai, semangka, melon, bawang merah menjadi andalan di musim kemarau. Dengan modal usaha yang tinggi, akan menghasilkan keuntungan berlipat ganda, bila musim berpihak.
La Nina, fenomena alam yang terjadi selama Augustus-Oktober 2022 dapat menjadikan musim tidak berpihak pada komoditas musim kering. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) telah menyebutkan bahwa anomali alam ini cenderung akan meningkatkan hujan di musim kemarau. Area yang berdampak anomali cuaca lebih pada area Indonesia yang berada di selatan khatulistiwa. Curah hujan di area ini diperkirakan akan di atas normal atau disebut dengan mengalami musim kemarau basah.
Menyiasati fenomena anomali cuaca yang tidak berpihak ini, penyempurnaan drainase pada lahan penanaman sangatlah menjadi utama. Air sangat dihindari untuk menggenang dan menjadikan media tanam menjadi becek yang akan berdampak pada busuk akar dan munculnya berbagai jamur dan patogen yang merusak tanaman. Peninggian guludan/bedengan atau memperdalam parit adalah salah satu caranya. Selain mengalirkan air juga mampu menghindari akar dari kebusukan.
Kultivator QUICK Cakar Baja akan sangat mambantu untuk memperdalam parit pada guludan. Dengan bentuk yang kecil, mesin pengolah tanah ini mampu beroperasi di antara tanaman. Dengan jarak tanam sampai dengan 40 cm, gunakan Implement Blade B 100 untuk mencacah tanah dan ridger di bagian belakang untuk menyibak tanah. Pasang Stabilizer Disc agar lebih stabil dalam mengoperasikannya. Dengan perlengkapan ini, akan lebih mudah memperdalam parit/meninggikan guludan pada waktu sudah ada tanaman pada bagian guludan.
(Ddg, 12/08/22)
Bagaimana Tanggapan Pak Bos?