Guludan “Nyabuk Gunung”. Apa Itu?

Guludan “Nyabuk Gunung”. Apa Itu?

Rahasia pembuatan guludan/bedengan untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Pada budidaya tanaman semusin seperti tembakau, cabai/lombok, tomat, kol, caisim, umumnya menerapkan teknologi pembuatan guludan/bedengan. Guludan merupakan tanah yang tinggi tempat tanaman ditanam, biasanya ditutup plastik mulsa untuk mencegah pertumbuhan gulma. Dengan penerapan guludan yang tepat pada usaha pertanian, akan menjanjikan keuntungan dalam budidaya. Kesalahan dalam penerapan akan berdanpak sangat fatal.

Kenapa perlu adanya guludan? Fungsi utama adalah menjaga tanaman agar tidak tergenang air. Ada guludan, tentunya akan ada parit. Nah, parit ini yang penting. Parit berfungsi untuk pengendalian air, berfungsi sangat vital menghindari genangan pada tanaman. Kebutuhan dan dampak air berbeda setiap komoditas, untuk itulah penentuan parit dan guludan sangat tergantung pada komoditas yang dibudidayakan. Apa yang perlu diketahui tentang guludan/bedengan dan paritnya.

Lebar guludan sangat dipengaruhi jarak tanam. Paling tidak ada dua hal yang mempengaruhi jarak tanam yaitu pemenuhan kebutuhan sinar matahari dan luas perakaran yang butuh untuk tumbuh produktif. Minimal jarak tanam umumnya dapat dilihat dari ujung tajuk daun satu tidak bersentuhan dengan ujung tajuk yang lain. Hal tersebut juga berarti perakaran setiap individu pohon cukup punya ruang untuk mengambil unsur hara dari tanah.

Lebar parit dan jarak antar parit ditentukan dari area yang dibutuhkan agar orang dapat mengakses kebun baik perawatan atau panen hasil. Pastikan bahwa semua tanaman dapat dijangkau dan tidak merusak tanaman. Misal kebun tembakau, tentunya sangat dihindari agar daun tidak sobek. Pada tanaman cabai atau tomat, dihindari agar pada waktu panen tidak merontokkan bunga. Pastikan lebar parit bagian bawah minimal 20 cm, agar kaki tidak merusak guludan.

Kedalaman parit ditentukan dari kombinasi antara aspek kebutuhan air dan tipe tanah. Tipe tanah berlempung/liat dengan curah hujan intensitas tinggi, untuk komoditas tanaman yang tidak menyukai air, dibuat parit yang dalam. Sebaliknya, dengan tipe tanah berpasir dimana air hujan segera meresap ke tanah, tidak diperlukan parit yang dalam. Beberapa tempat karena curah hujan rendah dan tanah perpasir, justru tidak dibutuhkan bedengan, hal ini untuk menjaga kelembaban tanah. Bawang merah dibutuhkan parit yang cukup dalam, karena bawang merah tumbuh di tanah liat tapi selalu membutuhkan air untuk menjaga kelembaban tanah dan penyiraman untuk pencucian daun.

Arah parit/guludan juga sering dipertanyakan, apakah barat-timur atau utara-selatan. Mana yang terbaik? Di area lereng gunung, banyak dipakai prinsip Jawa yaitu “nyabuk gunung“, melilit seperti sabuk pada gunung, melintang dari arah lereng gunung. Tujuan dari local wisdom ini adalah konservasi tanah, mencegah terjadinya erosi pada tanah yang menggerus top soil dan pupuk yang kita berikan pada tanaman. Utamakan arah dan kecepatan air menjadi pertimbangan pemilihan arah bedengan dan parit. Pertimbangkan kecepatan air untuk tidak menggenang dan air cukup merata dengan cepat apabila tanaman membutuhkan pengairan.

Pembuatan bedengan/guludan cukup memakan waktu dan biaya. Saat ini hal ini tidak menjadi masalah. Produk QUICK telah menyediakan alat mesin pertanian pembuatan parit untuk membuat bedengan/ guludan. Lahan dengan hamparan luas dengan petak 1000-an m2 disarankan menggunakan QUICK Rotary KRONOS yang mampu membuat parit sampai dengan lebar 30-60 cm sampai dengan kedalaman 40 cm.

Tanah yang berpetak kecil dan membutuhkan perawatan pendangiran di antara tanaman, gunakan kultivator yaitu QUICK Cakar Baja, QUICK Kasuari, QUICK Cacah Bumi atau QUICK Cakar Baja Mini, yang mampu membuat parit lebar 20-35 cm dengan kedalaman maksimal 30 cm. Keuntungan tambahan dari penggunaan kultivator, adalah kemampuan penggunaan pendangiran,  penggemburan tanah untuk perawatan diantara tanaman untuk tanaman dengan jarak tanam minimum 25 cm.

[mp_row_inner]

[mp_span_inner col=”12″]

[mp_image id=”1726″ size=”full” link_type=”custom_url” link=”#” target=”false” caption=”true” align=”left”]

[/mp_span_inner]

[/mp_row_inner]

[mp_row_inner]

[mp_span_inner col=”12″]

[mp_image id=”1727″ size=”full” link_type=”custom_url” link=”#” target=”false” caption=”true” align=”left”]

[/mp_span_inner]

[/mp_row_inner]

[mp_row_inner]

[mp_span_inner col=”12″]

[mp_image id=”1738″ size=”full” link_type=”custom_url” link=”#” target=”false” caption=”true” align=”left”]

[/mp_span_inner]

[/mp_row_inner]

(Dhong, 30/03/22)


Komentar Postingan

Bagaimana Tanggapan Pak Bos?