Oryctes rhinoceros atau yang sering disebut Kumbang Tanduk/Badak merupakan salah satu hama utama pada tanaman kelapa sawit. Kumbang Tanduk menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam sampai tanaman tua. Pada areal peremajaan (replanting), serangan Kumbang Tanduk dapat mengakibatkan tertundanya masa produksi kelapa sawit sampai satu tahun dan resiko kematian tanaman hingga 25%
Gejala serangan Kumbang Tanduk ditandai dengan adanya:
- potongan pelepah muda yang khas berupa guntingan segitiga berbentuk huruf “V” (terlihat jelas setelah daun membuka),
- pelepah melintir atau tumbuh ke samping,
- matinya pupus muda pohon sawit.
Untuk mengendalikan serangan Kumbang Tanduk pada tanaman kelapa sawit, perlu rekomendasi pengendalian yang dilakukan secara terpadu dengan mengombinasikan berbagai teknik pengendalian, antara lain:
1. Metode Kultur Teknis
Perlu dilakukan pengendalian terhadap serangan Kumbang Tanduk di kebun secara berkala (maksimal 1 bulan sekali) mencatat jumlah tanaman yang terserang serta jumlah larva dan imago pada tempat-tempat perkembangbiakan hama di tumpukan batang kelapa sawit.
Siklus hidup kumbang tanduk ini menunjukkan metamorfosis sempurna, yang berarti mereka melalui empat tahap perkembangan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan dewasa. Seluruh siklus hidup bisa memakan waktu antara 6 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada kondisi lingkungan dan ketersediaan makanan.
2. Metode Fisik dan Mekanis
Pembongkaran tumpukan bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna. Hal ini dimaksudkan agar tidak menjadi tempat makan dan sarang perkembangbiakan Kumbang Tanduk.
3. Metode Biologis
Pengendalian Kumbang Tanduk metode biologis dengan cara tumpukan Janjang Kosong (Jangkos) ditaburi dengan Jamur Anisopliae dengan dosis 25g/m2 atau disemprot larutan Jamur Metarhizium Anisopliae hingga cukup basah dengan dosis 10g/l air.
Metode ini efektif untuk mengendalikan larva kumbang Tanduk karena jamur ini dapat menyerap conidia pada larva dan mengganggu sistem imun mereka, sehingga larva tidak dapat bertahan hidup-hidup.
4. Metode Kimiawi
Penggunaan insektisida butiran yang mengandung bahan aktif karbosulfan 5% maupun karbofuran 5% yang bersifat kontak dan sistemik. Kedua bahan aktif ini efektif mengendalikan kumbang tanduk. Dengan interval 3 minggu hingga 1 bulan. Dosis dapat ditingkatkan sesuai umur tanaman.
Itulah 4 cara pengendalian hama Kumbang Tanduk, yang sering menyerang tanaman kelapa sawit dengan pengendalian yang tepat, diharapkan tanaman yang terserang bisa tetap tumbuh secara optimal.
Selalu pantau website petaniquick.com atau bisa hubungi Mas Quick 0811 2930 300 untuk informasi dan tips pertanian menarik lainnya!
(Rinal, 06/06/2024)
Bagaimana Tanggapan Pak Bos?